SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI
ERA GLOBALISASI
Jaman sekarang begitu banyak masyarakat yang tidak mengerti akan
besar perannya koperasi menjadi salah satunya sektor usaha perekonomian
Indonesia. Hal ini dikarenakan terdapat banyak masyarakat yang mengakui kalau
koperasi itu hanyalah suatu lembaga yang megurusi masalah-masalah keuangan
biasa, akan tetapi yang terjadi adalah koperasi adalah satu dari 3 sektor usaha
formal dalam menangani perekonomian Indonesia, yang kegiatanya tak hanya
menitikberatkan pada kepentingan ekonomi, selain itu kegiatan koperasi juga
tertuju pada kepentingan moral, misalnya seperti koperasi sekolah,
koperasi mahasiswa. Bentuk kegiatan itu sendiri dapat berupa workshop,
pelatihan maupun pendampingan magang, dari kenyataan tersebut maka
koperasi disebut sebagai soko guru perekonomian Indonesia.
Koperasi di Indonesia akan menghadapi tantangan bahkan ancaman
serius dari globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan dunia. Khusus
di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip perdagangan
bebas dan perdagangan di tingkat dunia. Dengan demikian globalisasi ekonomi ini
mengarah pada suatu aktifitas yang muItinasional. Berbagai institusi-institusi
perekonomian dunia akan dipaksa untuk mengikuti pergulatan di dalamnya,
termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badan-badan usaha koperasi yang
banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia. Bagi Indonesia,
jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya
untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha
koperasi yang menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi
sangat penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi
secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar
negeri/pasar internasional.
Tak bisa kita lepaskan kalau seluruh lapisan masyarakat sudah
mulai merasakan perekonomian globalisasi yaitu dengan adanya perdagangan bebas.
Segala macam ikatan, kerjasama, perjanjian multilateral, dari baragam
kelompok-kelompok negara maju maupun kelompok negara berkembang, penyamaan mata
uang, dan lain-lain, hal-hal tersebut adalah suatu yang terlihat dari lintas
batas geografis-regional menuju pada kepentingan ekonomi internasional yang tak
bisa kita hindari. Terutama mengingat bahwa kemampuan koperasi menghadapi
ancaman dan juga kesempatan yang muncul dari globalisasi ekonomi dan
liberalisasi perdagangan dunia sangat dipengaruhi oleh kemampuan akan dua hal
tersebut dari sektor bersangkutan. Salah satu perbedaan penting yang
membuat koperasi di Indonesia pada khususnya tidak berkembang sebaik
di negara – negara maju adalah bahwa di negara – negara maju koperasi
lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar oleh karena itu tumbuh
dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Sedangkan, di negara –
negara berkembang koperasi dihadirkan dalam kerangka membangun institusi
yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat.
PERKEMBANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS SWOT
- Kekuatan
(strength)
Adalah kekuatan apa saja yang dimiliki
koperasi. Dengan mengetahui kekuatan, koperasi dapat dikembangkan
menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam perekonomian diIndonesia dan
mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya. Keunggulan kompetitif disini
didefinisikan sebagai suatu kekuatan organisasional yang secara
jelasmenempatkan suatu perusahaan di posisi terdepan dibandingkan
pesaing-pesaingnya. Faktor-faktor keunggulan kompetitif dari koperasi
harus datang dari:
- Sumber-sumber
tangible seperti kualitas atau keunikan dari produk yang dipasarkan
(misalnya koperasi kopi, koperasi harus memperhatikan kualitas kopi
yang dihasilkan) dan kekuatan modal.
- Sumber-sumber
bukan tangible seperti brand name, reputasi, dan pola manajemen yang
diterapkan.
- Kapabilitas
atau kompetensi-kompetensi inti yakni kemampuan yang kompleks untuk
melakukan suatu rangkaian pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan
kompetitif
- Kelemahan
(Weakness)
Adalah segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan
bagi koperasi. Salah satu yang harus dilakukan koperasi untuk bisa memang
dalam persaingan adalah menciptakan efisiensi biaya. Tetapi ini juga bisa
ditiru / dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain (non-koperasi). Jadi, ini
bukan suatu keunggulan kompetitif yang sebenarnya dari koperasi. Menurutnya
satu-satunya keunggulan kompetitif sebenarnya dari koperasi adalah hubungannya
dengan anggota. Misalnya, di koperasi produksi komoditas-komoditas pertanian,
lewat anggotanya koperasi tersebut bisa melacak bahan baku yang lebih murah,
sedangkan perusahaan non-koperasi harus mengeluarkan uang untuk mencari bahan
baku murah.
- Kesempatan
(Opportunties)
Adalah semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah,
peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang
dianggap memberi peluang bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang di
masa yang akan datang. Dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dampak
globalisasi berikut faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilan koperasi
adalah:
- Posisi
pasar yang kuat (antara lain dengan mengeksploitasikan
kesempatan-kesempatan vertikal dan mendorong integrasi konsumen).
- Pengetahuan
yang unik mengenai produk atau proses produksi.
- Sangat
memahami rantai produksi dari produk bersangkutan
- Ancaman
(Threats)
Adalah hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi
kopersi seperti Peraturan Pemerintah yang tidak memberikan kemudahan
berusaha, rusaknya lingkungan, meningkat nyapelacuran atau gejolak
sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih
professional, yaitu dengan melihat kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness),
kesempatan (Opportunities) dan ancaman (Threats) koperasi di Indonesia.
Sedangkan faktor-faktor eksternal terutama adalah intervensi pemerintah yang
terlalu besar yang sering didorong oleh donor, kesulitan lingkungan-lingkungan
ekonomi dan politik, dan harapan-harapan yang tidak realistic dari peran
dari koperasi. Masalah yang paling signifikan adalah cara bagaimana koperasi
itu dipromosikan oleh pemerintah. Promosi yang sifatnya dari atas ke bawah
telah menghalangi anggota untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan
koperasi. Bentuk-bentuk organisasi dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan
diatur oleh pihak luar. Jadi koperasi telah gagal untuk berkembang menjadi
unit-unit yang mandiri dan sepenuhnya berdasarkan anggota.
Daftar pustaka
https://bordicamp.wordpress.com/2016/01/25/siapkah-koperasi-menghadapi-era-globalisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar